Kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati dan berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh bisa berjalan normal (Mulyanto, 2012). Seringkali kolesterol dianggap sebagai momok dan sumber masalah kesehatan degeneratif. Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, pertama merupakan prekusor atau bahan pembentuk berbagai jenis hormon steroid antara lain hormon estrogen, progesteron dan androgen, juga merupakan provotamin-D (ergosterol) yang terdapat di jaringan bawah kulit. Dengan pertolongan sinar matahari terutama sinar ultravioletnya, provitamin-D itu diubah menjadi vitamin.Fungsi kolesterol berikutnya adalah sebagai bahan pembentuk asam dan garam empedu (Minarno, 2008).
Penanganan kadar kolesterol yang tinggi menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mencakup terapi farmakologis dan terapi non farmakologis (Aurora, Sinambela, & Noviyanti, 2012). Penggunaan obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam waktu yang lama, memiliki efek samping yang serius seperti radang lambung, iritasi dan inflamasi pada lambung, kerusakan hati, batu empedu dan kerusakan ginjal (Adib, 2009). Terapi non farmakologis yang bisa dimanfaatkan salah satunya yaitu dengan terapi bekam (Hijamah).
Bekam berperan mengurangi kadar lemak dan kolesterol berbahaya dan juga meningkatkan suplai darah kelapisan dalam endothelium yang berperan memproduksi zat nitritoksida (endothelium-derived relaxing factor) yang membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh darah. Fungsi lain bekam dapat menstimulasi sirkulasi darah di tubuh secara umum melalui zat nitrit oksida (NO) yang berperan memperluas pembuluh darah sehingga menyebabkan turunnya tekanan darah. Nitrit Oksida juga berperan meningkatkan suplai nutrisi dan darah yang dibutuhkan oleh sel-sel dan lapisan-lapisan pembuluh darah arteri maupun vena, sehingga menjadikannya lebih kuat dan elastis serta mengurangi tekanan darah (Razak, 2012)
Terapi bekam di Indonesia sudah mendapatkan standarisasi untuk menilai keamanan dan kemanfaatan terapi bekam baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif (Rabiyyatun, 2015).Terapi bekam tidak menimbulkan efek samping yang berat, tetapi hanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh adanya bekas pembekaman dan penyayatan di kulit. Namun bekas tersebut akan hilang dalam waktu 2-3 hari sehingga terapi bekam aman untuk dilakukan (Ridho, 2012). Manfaat terapi bekam belum banyak diteliti di indonesia, namun berdasarkan penelitian praktisi bekam, sudah banyak penyakit yang bisa disembuhkan dengan bekam, seperti asam urat, hipertensi, sakit kepala dan termasuk salah satu diantaranya yaitu kolesterol (Majid, 2009).
Hubungan kolesterol dengan bekam menurut Razak (2012) adalah:
1). Bekam mengurangi kadar lemak dan kolesterol berbahaya (LDL) dalam darah maupun yang mengendap didinding pembuluh darah sehingga mengurangi penyumbatan pada pembuluh darah dan meningkatkan suplai darah ke otot jantung.
2). Bekam meningkatkan suplai darah kelapisan endothelium yang berperan memproduksi zat nittrit oksida yang membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh darah koroner serta mengurangi kekejangan.
3). Bekam memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan suplai darah ke otot jantung dan meningkatkan kemampuannya serta membantu pembentukan pembuluh darah baru sehingga meningkatkan suplai darah dan nutrisi dalam darah.
referensi :
- Anies (2015). Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner. Arruz Media. Jogyakarta
- Fahmy, A (2016). Pengaruh Bekam (Al Hijamah) terhadap Kadar Kolesterol LDL pada Pria Dewasa Normal. Jurnal Mutiara Medika, 8(2 (s)), 117-12
- Isnaniar (2019). Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia di Thibbun Nabawi Centre RSIA Zainab Pekanbaru
Komentar Terbaru